Bacaan 1 : untuk soal nomor 1-7
Mendapatkan pendidikan adalah hak setiap anak-anak bangsa. Pasal 9 (1), UU No 23 Tahun 2002 menyebutkan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran yang layak dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selalu meningkat setiap tahunnya. Namun, kenyataannya masih banyak anak-anak Indonesia yang tidak bisa mengenyam pendidikan. Angka putus sekolah yang paling tinggi terjadi pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, pertumbuhan angka putus sekolah kalangan SMK mencapai 0,45 persen.
Meskipun pemerintah mengklaim angka partisipasi pendidikan oleh anak usia sekolah di Indonesia meningkat tiap tahunnya, total jumlah anak putus sekolah di 34 provinsi negara ini masih cukup tinggi. Persentase jumlah anak usia 7-12 tahun di Indonesia yang tidak bersekolah adalah 26.79 persen. Untuk kategori usia 13-15 tahun sekitar 20.42 persen. Sementara sisanya anak berusia 16-18 tahun yang tidak bersekolah. Berdasarkan wilayah, konsentrasi terbesar dari anak Indonesia yang tidak bersekolah atau putus sekolah berada di Provinsi Jawa Barat, dengan angka 20.9 persen. Disusul oleh provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, masing-masing di angka 14.77 dan 13.28 persen.
Menurut survei Badan Pusat Statistik (BPS), penyebab putus sekolah antara lain: latar belakang pendidikan orang tua, lemahnya ekonomi keluarga, kurangnya minat anak untuk bersekolah, kondisi lingkungan tempat tinggal anak hingga pandangan masyarakat terhadap pendidikan. Tantangan besar Kemendikbud adalah mengupayakan komitmen yang sama untuk memeratakan infrastruktur pendidikan di tiap pemerintahan daerah. Hal ini disebabkan oleh sumberdaya untuk infrastruktur sebagian besar ada di daerah. Tahun 2019 misalnya, dana DAK (dana alokasi khusus) fisik mencapai 15,9 triliun rupiah sementara alokasi untuk sarana dan prasarana di Kemendikbud hanya sekitar 1,3 triliun rupiah.
1. Berdasarkan paragraf 1, simpulan yang benar adalah ……
(A) Sebagian besar anak-anak di Indonesia tidak bisa memperoleh pendidikan.
(B) Sebagian kecil anak-anak di Indonesia tidak berhak memperoleh pendidikan.
(C) Sebagian kecil anak-anak yang berhak memperoleh pendidikan putus sekolah
(D) Sebagian besar anak-anak di Indonesia yang putus sekolah adalah siswa SMK.
(E) Sebagian besar anak-anak yang putus sekolah tidak memperoleh pendidikan.
jawaban : (C) Sebagian kecil anak-anak yang berhak memperoleh pendidikan putus sekolah
Pembahasan :
Setiap anak berhak memperoleh pendidikan.
Masih banyak anak tidak mengenyam pendidikan.
Simpulan yang benar:
Sebagian kecil anak-anak yang berhak memperoleh pendidikan putus sekolah.
2. Berdasarkan paragraf 2, total jumlah anak putus sekolah di Indonesia yang tersebar di semua provinsi cukup tinggi. Pernyataan yang tidak mendukung kalimat tersebut adalah ……
(A) Anak putus sekolah berusia 13-15 tahun lebih sedikit dari anak berusia 16-18 tahun.
(B) Anak putus sekolah di Jawa Barat lebih banyak dari anak putus sekolah di Jawa Timur.
(C) Anak putus sekolah berusia 7-12 tahun lebih sedikit dari anak berusia 16-18 tahun.
(D) Anak putus sekolah di Jawa Tengah lebih sedikit dari anak putus sekolah di Jawa Barat.
(E) Anak putus sekolah berusia 16-18 tahun lebih sedikit dari anak berusia 7-15 tahun
Jawaban : (E) Anak putus sekolah berusia 16-18 tahun lebih sedikit dari anak berusia 7-15 tahun
Pembahasan :
Persentase anak putus sekolah:
Usia 7-12 tahun : 26.79 persen.
Usia 13-15 tahun : 20.42 persen.
Usia 16-18 tahun : 52.79 persen.
Pernyataan yang tidak mendukung:
Anak putus sekolah berusia 16-18 tahun lebih sedikit dari anak berusia 7-15 tahun.
3. Berdasarkan paragraf 1, apabila seorang anak tidak memperoleh pendidikan sesuai dengan minatnya, simpulan yang paling mungkin benar adalah ……
(A) Anak memperoleh pendidikan yang tidak layak.
(B) Anak tidak mengembangkan kepribadian
(C) Anak memperoleh pendidikan sesuai dengan bakat.
(D) Anak tidak memperoleh hak pendidikan.
(E) Anak tidak mengembangkan tingkat kecerdasan.
jawaban : (A) Anak memperoleh pendidikan yang tidak layak.
Pembahasan :
Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran layak dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
Misalkan p : anak memperoleh pendidikan yang layak, q : pengembangan sesuai minat dan bakat
Pernyataan : p⇒q
Fakta : -q
Logika modus tollen : -p
Kesimpulan : anak memperoleh pendidikan yang tidak layak.
4. Berdasarkan gambar, simpulan yang paling benar adalah ……
(A) Jumlah anak putus sekolah jenjang SD bertambah setiap tahun.
(B) Jumlah anak putus sekolah jenjang SMK lebih besar dari jenjang SD-SMP-SMA
(C) Jumlah anak putus sekolah jenjang SMP bertambah setiap tahun.
(D) Jumlah anak putus sekolah jenjang SD-SMP lebih besar dari jenjang SMA-SMK
(E) Jumlah anak putus sekolah jenjang SMA bertambah setiap tahun.
jawaban : (C) Jumlah anak putus sekolah jenjang SMP bertambah setiap tahun.
Pembahasan :
Jenjang SMP ditunjukkan warna kuning pada grafik yang selalu mengalami kenaikan setiap tahun.
5. Berdasarkan gambar, pernyataan yang benar mengenai anggaran pendidikan adalah ……
(A) Mengalami penurunan 5.37% pada tahun 2016
(B) Mengalami kenaikan 11.77% pada tahun 2017
(C) Mengalami kenaikan 5.79% pada tahun 2018
(D) Mengalami kenaikan 9.83% pada tahun 2019
(E) Semua pernyataan yang diberikan salah
jawaban : (C) Mengalami kenaikan 5.79% pada tahun 2018
Pembahasan :
Anggaran tahun 2017 : 419.8 triliun
Anggaran tahun 2018 : 444.1 triliun
Kenaikan : 24.3 triliun
Persentase:
24,3/419,8∙100%≈24/420∙100%=4/70∙100≈6%
Hasil pasti adalah 5.79%.
6. Berdasarkan paragraf 3, peran Kemendikbud yang paling mungkin adalah ……
(A) Membangun infrastruktur pendidikan di berbagai daerah.
(B) Memeratakan infrastruktur pendidikan di berbagai daerah.
(C) Menambah anggaran pembangunan infrastruktur pendidikan.
(D) Merealisasikan komitmen bersama pembangunan pendidikan.
(E) Mendorong pemerintah daerah untuk pembangunan pendidikan.
Jawaban : (E) Mendorong pemerintah daerah untuk pembangunan pendidikan.
Pembahasan :
Tantangan besar dari Kemendikbud adalah mengupayakan komitmen yang sama untuk memeratakan infrastruktur pendidikan di tiap pemerintahan daerah, artinya berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk pembangunan pendidikan di daerahnya masing-masing.
7. Berdasarkan paragraf 3, apabila tidak ada anak putus sekolah di suatu daerah, simpulan yang paling mungkin benar adalah ……
(A) Kondisi lingkungan yang mendukung tetapi minat anak untuk bersekolah masih rendah.
(B) Masyarakat memandang pendidikan penting juga minat untuk bersekolah yang tinggi.
(C) Minat anak bersekolah yang tinggi meskipun ekonomi keluarga tidak mendukung.
(D) Latar belakang pendidikan orang tua baik atau perekonomian keluarga mendukung
(E) Ekonomi keluarga baik meskipun kondisi lingkungan tempat tinggal tidak mendukung.
Jawaban : (B) Masyarakat memandang pendidikan penting juga minat untuk bersekolah yang tinggi.
Pembahasan :
Ada banyak faktor penyebab putus sekolah, dimana salah satu faktor sudah bisa menyebabkan putus sekolah.
Pernyataan : (p⋁q ⋁r ⋁s ⋁t)⇒u
Fakta : -u
Logika modus tollen : -p⋀-q ⋀-r ⋀-s ⋀-t
Catatan : dipilih beberapadsa saja sudah cukup dengan kata hubung adalah dan.
Simpulan yang benar:
Masyarakat memandang pendidikan penting juga (dan) minat untuk bersekolah yang tinggi.
Bacaan 2 : untuk soal nomor 8-14
Diskon tarif listrik untuk pelanggan 450 VA dianggap salah sasaran karena menyasar warga pedesaan yang tidak banyak terdampak pandemi. Pemotongan tarif harusnya diutamakan bagi masyarakat rentan di perkotaan yang terdampak paling parah. Insentif perlu diberikan pada pelanggan listrik 900 VA non-subsidi, dan 1.300 VA karena income pelanggan tidak ada, pemakaian listrik bertambah, sedangkan subsidi juga tidak ada. Kelompok ini berada dalam wilayah "abu-abu" dalam perekonomian. Mereka ingin mengakses daya 900 VA, tapi terkendala pembatasan subsidi. Sejauh ini, keringanan tagihan listrik diberikan kepada pelanggan listrik 450 VA (bebas tagihan) dan 900 VA-subsidi (diskon 50 persen), untuk periode tagihan April-Juni 2020.
Pendapat untuk mengutamakan subsidi listrik bagi masyarakat kota disetujui beberapa ekonom dimana pemerintah harus fokus pada penanganan dampak pandemi Covid-19 terhadap warga di perkotaan karena kepadatan penduduk sangat tinggi yakni 50 persen tinggal di perkotaan. Pemerintah tidak dapat melindungi semua orang dan ini sangat berbahaya. Jika tidak ada stimulus yang cukup di perkotaan, orang akan pergi ke pedesaan. Potensi salah sasaran dalam penyaluran stimulus muncul karena pemerintah tak mampu memetakan kelompok masyarakat rentan dan terdampak pandemi Covid-19. Banyak yang tak menerima bantuan listrik padahal layak mendapat uluran tangan.
Untuk memperluas cakupan stimulus, pemerintah perlu untuk memperbarui data. Kelompok yang pada awalnya belum tercakup dapat memperoleh bantuan dari pemerintah tidak melulu harus subsidi listrik, tetapi bisa berbentuk lain seperti BLT. Intervensi harus dimulai dengan identifikasi dimana tak hanya kelompok miskin namun kelompok terdampak juga perlu diperhatikan. Saat ini terdapat 27,06 juta rumah tangga atau 97,38 juta jiwa terdata di DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial). Jumlah penerima stimulus tagihan listrik mencapai sekitar 31 juta pelanggan yang terbagi 24 juta pelanggan 450 VA, dan tujuh juta pelanggan 900 VA. Jadi penerima stimulus tagihan listrik sekitar 43,11 persen dari total pelanggan.
8. Berdasarkan paragraf 1, simpulan yang benar adalah ……
(A) Sebagian besar warga yang terdampak pandemi merupakan warga pedesaan.
(B) Sebagian besar warga pelanggan listrik 450 VA tidak mendapatkan subsidi.
(C) Sebagian besar warga perkotaan tidak mendapatkan keringanan tagihan listrik.
(D) Sebagian besar warga perkotaan rentan terdampak pandemi paling parah.
(E) Sebagian besar warga pelanggan listrik 900 VA bukan merupakan warga kota.
Jawaban : (C) Sebagian besar warga perkotaan tidak mendapatkan keringanan tagihan listrik.
Pembahasan :
Diskon tarif listrik menyasar warga pedesaan.
Pemotongan seharusnya diutamakan warga kota.
Simpulan yang benar:
Sebagian besar warga perkotaan tidak mendapatkan keringanan tagihan listrik.
9. Berdasarkan paragraf 1, apabila pelanggan listrik 900 VA dan 1.300 VA non-subsidi di perkotaan tidak mendapatkan bantuan subsidi listrik, simpulan yang paling mungkin benar adalah ……
(A) Terkendala pembatasan subsidi.
(B) Tidak terdampak adanya pandemi.
(C) Bukan target keringanan tagihan listrik.
(D) Memiliki penghasilan selama pandemi.
(E) Bukan masyarakat terdampak parah
Jawaban : (D) Memiliki penghasilan selama pandemi.
Pembahasan :
Insentif perlu diberikan pada pelanggan listrik 900 VA non-subsidi, dan 1.300 VA karena income pelanggan tidak ada.
Misalkan : income pelanggan tidak ada, q : insentif diberikan.
Pernyataan : p⇒q
Fakta : -q
Logika modus tollen : -p
Kesimpulan : Memiliki penghasilan selama pandemi
10. Berdasarkan paragraf 2, banyak yang tak menerima bantuan listrik padahal layak mendapat uluran tangan. Pernyataan yang tidak mendukung kalimat adalah ……
(A) Sopir taksi yang tinggal di rumah kontrakan berdaya listrik 900 VA.
(B) Penjual toko kelontong yang tinggal di rumah dengan daya 900 VA.
(C) Pengemudi ojek online yang ngekos di rumah dengan daya 900 VA.
(D) Pemilik usaha fotokopi yang menggunakan listrik berdaya 1.300 VA.
(E) Pengusaha laundry area kampus pengguna listrik berdaya 1.300 VA.
Jawaban : (B) Penjual toko kelontong yang tinggal di rumah dengan daya 900 VA.
Pembahasan :
Sopir taksi dan pengemudi ojek online tidak memperoleh penghasilan secara pasti.
Pemilik usaha fotokopi dan laundry memiliki tanggungan listrik besar dan penghasilan berkurang.
Penjual toko kelontong tetap berpenghasilan dan penggunaan listrik tetap.
11. Berdasarkan paragraf 2, apabila stimulus tagihan listrik diberikan kepada golongan masyarakat yang tepat, simpulan yang paling mungkin benar adalah ……
(A) Masyarakat tidak memutuskan untuk pergi ke pedesaan.
(B) Pemerintah tidak salah sasaran dalam penyaluran stimulus.
(C) Golongan masyarakat tersebut rentan terdampak pandemi.
(D) Pemerintah benar mengidentifikasi masyarakat yang rentan.
(E) Kelompok tersebut adalah warga yang tinggal di perkotaan
Jawaban : (D) Pemerintah benar mengidentifikasi masyarakat yang rentan.
Pembahasan :
Karena pemerintah tak mampu memetakan kelompok masyarakat rentan, maka potensi salah sasaran dalam penyaluran stimulus muncul.
Misalkan p : pemerintah tak mampu dalam memetakan, q : potensi salah sasaran
Pernyataan : p⇒q
Fakta : -q
Logika modus tollen : -p
Kesimpulan : Pemerintah benar mengidentifikasi masyarakat yang rentan
12. Berdasarkan gambar, persentase penurunan realisasi subsidi listrik sekitar 70 persen terjadi pada ……
(A) Tahun 2012 ke tahun 2016
(B) Tahun 2013 ke tahun 2017
(C) Tahun 2014 ke tahun 2015
(D) Tahun 2016 ke tahun 2019
(E) Tahun 2012 ke tahun 2015
Jawaban: (B) Tahun 2013 ke tahun 2017
Pembahasan :
Realisasi tahun 2013 : 100
Realisasi tahun 2017 : 30
Penurunan : 70
Persentase penurunan : 70%
13. Berdasarkan gambar, jumlah pelanggan listrik paling mungkin pada tahun 2020 adalah ……
(A) Sekitar 74 juta pelanggan
(B) Sekitar 76 juta pelanggan
(C) Sekitar 78 juta pelanggan
(D) Sekitar 80 juta pelanggan
(E) Sekitar 82 juta pelanggan
Jawaban : (D) Sekitar 80 juta pelanggan
Pembahasan :
Mulai tahun 2016 mengalami peningkatan 4 juta pelanggan, mulai 64, 68, 72 maka selanjutnya adalah 76 juta di tahun 2019 dan 80 juta di tahun 2020.
14. Berdasarkan paragraf 3, simpulan yang paling mungkin benar adalah ……
A. Terdapat kelompok yang mendapatkan bantuan BLT apabila pemerintah memperbarui data.
B. Cakupan penerima stimulus dari pemerintah bertambah apabila ada penambahan kelompok.
C. Bantuan berupa BLT tidak diberikan apabila pemerintah sudah memberikan subsidi listrik.
D. Banyaknya penerima stimulus tidak bertambah apabila pemerintah tidak memperbarui data.
E. Penerima subsidi tagihan listrik bertambah apabila kelompok yang terdampak juga terdata.
Jawaban : A. Terdapat kelompok yang mendapatkan bantuan BLT apabila pemerintah memperbarui data.
Pembahasan :
Pemerintah perlu memperbarui data, untuk memperluas cakupan stimulus.
Kelompok yang pada awalnya belum tercakup dapat memperoleh bantuan seperti BLT.
Misalkan : pemerintah perlu untuk memperbarui data, q : memperluas cakupan stimulus, r : ada yang
menerima BLT.
Pernyataan 1 : p⇒q
Pernyataan 2 : q⇒r
Silogisme : p⇒r
Kesimpulan : Jika pemerintah memperbarui data maka terdapat kelompok yang mendapatkan bantuan BLT.
15. Di antara lima bilangan berikut ini yang memiliki nilai paling besar adalah ……
a. 56.7% dari 0.123
b. 45.6% dari 0.234
c. 34.5% dari 0.345
d. 23.4% dari 0.456
e. 12.3% dari 0.567
Jawaban : c. 34.5% dari 0.345
Pembahasan :
Pilihan A sama dengan E : 0.567∙0.123
Pilihan B sama dengan D : 0.456∙0.234
Pilihan C : 0.345∙0.345 (nilai terbesar)
16. Di antara lima bilangan berikut ini yang memiliki nilai paling kecil adalah ……
a. Bilangan a yang berkurang 10% menjadi 8.
b. Bilangan b yang berkurang 20% menjadi 7.
c. Bilangan c yang berkurang 30% menjadi 6.
d. Bilangan d yang berkurang 40% menjadi 5.
e. Bilangan e yang berkurang 50% menjadi 4.
Jawaban : e. Bilangan e yang berkurang 50% menjadi 4.
Pembahasan :
Bilangan masing-masing pilihan:
A∶a-10/100 a=8 ⇒ 90/100 a=8 ⇒ a=800/90=8.89
B∶b-20/100 b=7 ⇒ 80/100 b=7 ⇒ b=700/80=8.75
C∶c-30/100 c=6 ⇒ 70/100 c=6 ⇒ c=600/70=8.57
D∶d-40/100 d=5 ⇒ 60/100 d=5 ⇒ d=500/60=8.33
E∶e-50/100 e=4 ⇒ 50/100 e=4 ⇒ e=400/50=8.00
Bilangan terkecil adalah pilihan E.
17. Diketahui barisan:
1, 2, 4, 12, 15, 30, 34, x
Nilai yang tepat untuk menggantikan bilangan x adalah ……
a. 39
b. 49
c. 68
d. 102
e. 117
Jawaban : d. 102
Pembahasan :
1, 2, 4, 12, 15, 30, 34, x
Pola: ×2, +2, ×3, +3, ×2, +4, ×3
Bilangan selanjutnya: x=34×3=102
18. Diketahui barisan:
x,7, 9, 12, 20, 22, 41, 42, 84,y
Nilai yang tepat untuk menggantikan x dan y adalah ……
a. 2 dan 86
b. 4 dan 82
c. 2 dan 80
d. 4 dan 84
e. 2 dan 88
Jawaban : b. 4 dan 82
Pembahasan :
x,7, 9, 12, 20, 22, 41, 42, 84,y
Pola hitam: ×2+1, ×2+2 berulang
Pola merah: +5,+10,+20,+40
Bilangan x=(9-1) ∶2=4
Bilangan y=42+40=82
0 comments:
Posting Komentar