Kota Pesisir merupakan salah satu daerah yang berkembang tepatnya di kawasan pantai. Banyak kota-kota pesisir yang berada di Indonesia dan hal ini tidak terlepas dari adanya rentetan sejarah Indonesia di masa lampau.
Rabani (2010:38) menjelaskan bahwa perkembangan kota-kota di Indonesia hampir di seluruh Asia Tenggara terjadi di wilayah pantai yakni sepanjang jaringan lalulintas perdagangan dan pusat-pusat perdagangan. Rute dalam laut perdagangan internasional juga berperan dengan adanya munculnya kota di sepanjang pantai yang dilalui dan di singgahinya.
Salah satunya adalah perairan Sulawesi Selatan. Sulawesi selatan merupakan salah satu rute perdagangan internasional dan tempatnya yang dirasa cukup strategis sehingga muncul dalam sejarah, bahwa Sulawesi Selatan merupakan rute perdagangan internasional pada masa itu. Daerah Sulawesi yang paling terkenal adalah Kota Makasar.
Makasar menjadi salah satu kota di Indonesia yang perkembangannya tidak terlepas dari jalur perdagangan internasional. Rabani (2010:1) menjelaskan daerah pesisir yang menjadi kota tidak terlepas dari aktivitas ekonomi, budaya, politik, dan sosial yang dilakukan di laut, salah satunya adalah Kota Makasar di Sulawesi Selatan.
Pada bagian kedua abad ke-17 menjadikan lokasi Makasar terdapat pelabuhan yang sangat menarik sebagai stasiun dalam pelayaran antara Maluku dan Malaka, serta adanya faktor lain yang menyebabkan Makasar perkembangannya sangat pesat adalah pelabuhan-pelabuhan di Jawa mendorong perkembangan, selain itu bahwa pelabuhan yang berada di Makasar merupakan pelabuhan yang transito sehingga perdagangan dari Maluku dan Makala bersinggah di Makasar (Kartodirjo, 1993: 88).
Hal inilah yang menyebabkan Makasar menjadi salah satu kota pesisir yang sangat ramai, Makasar memiliki peranan penting dalam rute perdagangan internasional. Tempatnya sebagai pelabuhan transito menjadikan Makasar menjadi kota yang banyak di singgahi oleh para pedagang, baik dari Malaka dan Indonesia bagian timur.
Dalam proses perkembangan di Makasar sebagai kota pesisir. Muncul juga kongsi dagang pada waktu itu sebagai kekuaan ekonomi yang cukup mendominasi, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Dalam perkembangannya Makasar yang menjadi kota pesisir juga tidak terlepas dari penguasa yang berada di daerahnya tersebut.
Kartodirdjo (1993:88) menjelaskan bahwa kerajaan Goa dan Tallo selaku pusat kekuasaan politik dan menjadi peranan Makasar sebagai pusat perdagangan yang saling menguntungkan. Dibawah hegemoni dari kerajaan Goa dan Tallo juga mempengaruhi perkembangan perdagangan di Makasar pada waktu itu.
Dalam situasi tersebut, Goa dan Tallo menjadi penguasa saat itu di wilayahnya. Dalam kurun waktu yang sama, sebagai kongsi dagang yang menginginkan kekuasaan di wilayah Indonesia bagian timur juga menarik perhatian VOC untuk ikut andil didalam wilayah Makasar.
VOC menjadi tertarik dan ikut campur dalam perdagangan yang ada di Makasar. Perdagangan rempah-rempah yang sangat vital bagi Makasar maka setiap usaha untuk menguasai daerah penghasil atau tempat berkumpulnya barang tersebut mengancam kepentingan Makasar, dalal hal ini adalah kerajaan Goa yang nantinya berseteru dengan VOC.
Pada perkembangannya campur tangan VOC di Goa makin lama makin terlihat hingga pada akhirnya menimbulkan konflik dan perlawanan dari kerajaan Goa, dimana VOC telah bersekutu dengan kerajaan kecil yang menjadi kerajaan bawahan dari Goa
0 comments:
Posting Komentar