Mikroorganisme yang hidup dalam tanah dikenal dalam beberapa kelompok, yaitu kelompok patogen, non patogen, parasit, non-parasit, saprofit, dan epifit, dengan berbagai macam bentuk interaksi yang terjadi antara mikro organisme itu sendiri dengan makro organisme (tumbuhan tingat tinggi).
Salah satu mikroorganisme menguntungkan yang berasosiasi (bersimbiosis) dengan akar tanaman yaitu mikoriza (Myches = jamur, Rhiza = akar), yang berperan penting dalam meningkatkan ketersediaan P dan serapan unsur hara lain oleh tanaman.
Manfaat utama yang didapat dari adanya simbiosis tersebut adalah saling mendukung dan saling memenuhi kebutuhan hidupnya. Jamur (myches) membutuhkan karbohidrat yang dapat diperoleh dari tanaman inang, sementara tanaman memperoleh tamabahan hara dalam jumlah yang lebih banyak.
Jamur dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu jamur yang hidup dipermukaan akar (ekto-mikoriza) dan yang hidup di dalam korteks akar (endo- mikoriza) yang juga dikenal sebagai Vesicular-Arbuscular Mycorhiza (VAM).
Baca Juga : Kadar Air Tanah : Komponen Tanah, Kapasitas Menahan Air Tersesia
Jamur memiliki hifa atau miselium yang menembus ke luar akar yang sangat bermanfaat untuk mengingkatkan serapan hara oleh tanaman inang. Berdasarkan pada morfologi sporanya, VAM dibagi dalam enam genus, yaitu :
Glomus, Gigaspora, Acaulospora, Sclerocystis dan Scutellospora, Entrophospora.
Pengertian mikoriza
Mikoriza merupakan suatu bentuk asosiasi antara jamur tanah dengan akar tumbuhan tinggi. Hal ini disebabkan mekanisme perpanjangan akar tanaman dengan bantuan hifa jamur sehingga memperluas jangkauan perakaran tanaman dalam menyerap hara dan air.
Jamur menginfeksi dan mengkoloni akar tanpa menimbulkan nekrosis (kematian sel) sebagaimana biasa terjadi pada infeksi jamur patogen (parasit) dan mendapatkan nutrisi secara teratur dari tanaman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan mikoriza
a. Tanaman inang
Pertumbuhan dan aktivitas mikoriza dapat berbeda antar spesies dan lingkungan. Cendawan mikoriza akan mengkolonisasi inang yang kompatibel. Jamur mikoriza arbuskular (endomikoriza) adalah mikroorganisme yang bersifat obligat karena tanpa tanaman inang (asimbiotik) pertumbuhan hifanya sangat sedikit dan hifa hanya mampu bertahan hidup diluar inang selama 20-30 hari. Lebih dari 80% tanaman berpembuluh atau tanaman tingkat tinggi dapat bersimbiosis dengan jamur mikoriza.
Baca Juga : Resensi Jurnal : Aplikasi Pupuk Organik Cair Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jahe (Zingiber Officinale Rosc.)
b. Suhu
Suhu optimum untuk perkembangan spora sangat beragam tergantung jenisnya, suhu yang relatif tinggi akan meningkatkan aktifitas jamur. Infeksi maksimum oleh spesies Gigaspora terjadi pada suhu 30-33°C, sedangkan untuk spesies Glomus yang berasal dari wilayah beriklim dingin, suhu optimal untuk perkecambahan adalah 20°C.
Aktivitas dan perkecambahan spora endomikoriza di daerah tropis relatif lebih tinggi dibandingkan daerah sub-tropis karena daerah tropis memiliki kisaran suhu rata-rata diatas 28C dan endomikoriza relatif lebih tahan pada suhu yang cukup tinggi (30-38C). Peran mikoriza akan menurun pada suhu diatas 40°C, namun suhu bukan merupakan faktor pembatas utama dari aktifitas mikoriza.
c. Kadar air tanah
Pada kadar air tanah 75% (kapasitas lapang) merupakan presentase infeksi terbaik dari jamur Mikoriza Arbuskular, namun pada umumnya kingdom jamur menyukai keadaan tanah yang tinggi kandungan kadar airnya.
d. pH tanah
Jamur pada umumnya lebih tahan lebih tahan terhadap perubahan pH tanah. Meskipun demikian daya adaptasi masing-masing spesies jamur mikoriza terhadap pH tanah berbeda-beda. Spesies Glomus fasciculatus berkembang biak pada pH masam (5,1-5,9), sedangkan pada spesies G. Mosseae memberikan pengaruh terbesar pada pH netral sampai alkalis (pH 6,0-8,1).
e. Bahan organik
Akumulasi bahan organik yang tinggi dapat meningkatkan keragaman spora MVA, dan meningkatkan daya tahan dan daya tumbuh spora fungi di dalam tanah. Jumlah maksimum spora ditemukan pada tanah-tanah yang mengandung bahan organik 1-2 % sedangkan pada tanah-tanah berbahan organik kurang dari 0,5 % kandungan spora sangat rendah.
f. Cahaya
Secara umum kingdom jamur kurang suka cahaya, namun pada mikoriza menggunakan sebagian berkas cahaya (biru) untuk reaksi fisiologis.
g. Ketersediaan hara
Derajat infeksi terbesar terjadi pada tanah-tanah yang mempunyai kesuburan yang rendah. Pertumbuhan perakaran yang sangat aktif jarang terinfeksi oleh mikoriza. Jika pertumbuhan dan perkembangan akar menurun infeksi jamur meningkat.
Baca Juga : Hukum Waris Islam : Pengertian Hukum Waris Islam, Pembahasan Waris Dalam: surat an- Nisa (4): 11
Manfaat mikoriza
a. Meningkatkan penyerapan unsur hara, sebab hifa mikoriza dapat memperluas bidang serapan akar dan meningkatkan volume tanah yang dieksplorasi.
b. Mampu merubah unsur P yang tidak tersedia. Jamur mikoriza mempunyai enzim Phosphatase yang membantu penyerapan fosfor tak tersedia menjadi tersedia bagi tanaman.
c. Meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan. Tanaman yang bersimbiosis dengan mikoriza, umumnya lebih tahan terhadap cekaman air. Hal ini dikarenakan, hifa jamur masih mampu menyerap air pada pori- pori tanah, pada saat akar tanaman sudah tidak mampu.
d. Ketahanan terhadap serangan patogen akar. Adanya lapisan hifa (mantel) dapat berfungsi sebagai pelindung fisik akar tanaman dari patogen. Jamur mikoriza dapat menghasilkan antibiotik yang dapat mematikan pathogen.
Baca Juga : Manajemen Kinerja : Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Kinerja
Tipe-tipe mikoriza
a. Ektomikoriza, strukturnya terdiri dari selimut miselium yang menyelimuti akar yang sel korteksnya membesar dan hifa jamur yang masuk ke dalam ruang interseluler.
b. Endomikoriza, strukturnya tidak membentuk selimut dengan hifa yang menginfeksi sel korteks akar tanpa mematikannya.
c. Ektendomikoriza, strukturnya antara endo dan ektomikoriza.
0 comments:
Posting Komentar