Era Keemasan Kerajaan Singasari
Cakrawalaa Mandala Jawa pada masa Wisnu Wardana merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh Wisnu Wardana untuk memperluas wilayah atau ekspansi ke daerah Jawa dan Sumatera demi kemakmuran daerah Mandalanya.
Dalam strategi awal yaitu Cakrawala Mandala ini hanya terfokuskan dengan wilayah yang berada dibagian Jawa saja dan belum terfokuskan ke wilayah yang berada diluar non Jawa seperti Sumatera. Hal tersebut dilakukan oleh Wisnu Wardhana lumayan lamaa, dengan pada akhirnya bahwa Wisnu Wardhana tersebut akan mati dan digantikan oleh raja Kertanegara.
Baca Juga : Kerajaan Singasari : Paro Pertama Kerajaan Singasari Mulai dari Masa Pemerintah Ken Angrok Hingga Toh Jaya
Cakrawala Mandala Nusantara pada masa Kertanegara merupakan strategi yang dilakukan oleh raja Kertanegara sebagai pengganti dari Raja Wisnu Wardhana. Dalam kerajaan yang dipimpin oleh suatu raja, pasti memiliki strategi yan digunakan atau politik yang digunakan dalam hal apapun demi kebaikan kerajaan tersebut.
Sepeninggalan raja Wisnu Wardhana yang kemudian digantikan oleh raja Kertanegara bahwa pada tahun 1269 Masehi dimana raja ini mempunyai kebijaksanaan politik untuk menundukan kerajaan yang berada di sekitar atau yang dikenal dengan “ Doktrin Dwinyawawipantara” yang merupakan strategi untuk memperluas wilayah ke Jawa dan Sumatra. Raja Kertanegara yang memang tidak suka dengan peran wangsa Rajasa dan kemudian Kertanegara mencoba untuk menyingkirkan baik keturunannya ataupun pangkatnya.
Keruntuhan Kerajaan Singasari
Keruntuhnya yang terjadi pada masa Kerajaan Singasari karena ada beberapa faaktor yang menyebabkan. Salah satunya yaitu pada tahun 1292, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Jayakatwang yang menjabat sebagai Bupati Gelanggelang, yakni menantu Wisnu Wardhana serta sepupu, sekaligus ipar. Jayakatwang kurang suka dan sering mengkritik dengan pemerintahan Singhasari ke Kertanegara.
Jayakatwang sudah mengklaim bahwa keturunan langsung oleh raja-raja Kadiri, serta ingin melakukan balas dendam terhadap Singhasari yang telah menghancurkan Kadiri. Pemberontakan Kadiri tak lain bermula ketika Kertanegara mempersiapkan diri secara fisik dan spiritual untuk menghadapi ancaman Kubhilai Khan.
Pada awal tahun 1292 M berangkatlah aramada tentara Mongol untuk menaklukan Jawa, dipimpin oleh tiga orang panglima perang, yaitu Shih-pi, Ike Mese, dan Kau Hsing. Akan tetapi keruntuhan Kertanegara datang dari jurusan lain. Di muka telah disebutkan bahwa kerjaan Kadiri telah dikalahkan Sri Rajasa, buyut raja Kertanegara.
Kadiri tidak dihancurkan, tetapi tetap diperintah oleh keturunan raja Kertajaya dengan mengakui kepemimpinan Singasari. Sejak tahun 1271 M, Jayakatwang, salah seorang keturunan raja Kertajaya memerintah di Gelang-Gelang.
Raja Kertanegara telah mengambil langkah untuk menjaga hubungan politik yang baik dengan Jayakatwang, yaitu dengan mengambil anaknya yang bernama Ardharaja sebagai menantunya, demikian pula dengan saudara perempuan raja Kertanegara yang bernama Turukbali menjadi istri Jayakatwang.
Akan tetapi karena hasutan patihnya, Jayakatwang akan bertekad membalas dendam kematian leluhurnya atas leluhur Kertanegara. Oleh sang patih ditunjukan dharma seorang kesatrya harus menghapus aib yang diderita oleh leluhurnya. Itulah sebabnya Jayakatwang memberontak terhadap raja Kertanegara.
Kitab Pararaton menambahkan bahwa dalam usaha meruntuhkan kerajaan Singasari itu Jayakatwang mendapat bantuan dari Arya Wiraraja, adipati Sungenep, yang telah dijauhkan dari keratin oleh raja Kertanegara. Wiraraja itulah yang memberitahukan kepada Jayakatwang kapan waktu yang tepat untuk menyerang Singasari, yaitu pada waktu sebagian kekuatan tentara Singasari sedang ada di Malayu.
0 comments:
Posting Komentar