Fertilitas adalah kemampuan menghasilkan keturunan yang dikaitkan dengan kesuburan wanita (fekunditas). Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita (menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup). Pada penelitian ini konsep fertilitas adalah kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan; misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya (Mantra, 2003:145).
Ukuran Dasar
Ukuran dasar analisis kependudukan :
1. Angka mutlak
Jumlah mutlak dari penduduk yang ada pada suatu wilayah & periode tertentu
2. Rate
a.Frekuensi dari kejadian demografi dalam suatu populasi selama periode tertentu dibagi dengan
b.populasi yang mengalami pada periode tertentu.
c.Biasanya per 1000 penduduk
d..Crude rate = reit kasar (seluruh populasi)
e. Specific rate (pada sebagian populasi)
3. Ratio
• Hubungan dari satu sub grup populasi terhadap total populasi
• Satu sub grup dibagi grup lainnya
• Misalnya Rasio Jenis Kelamin
• Penduduk laki-laki= 103 orang (a)
• Penduduk wanita = 100 orang (b)
• Rasio jenis kelamin= a/b =103/100
4. Proporsi
Hubungan dari populasi sub grup terhadap keseluruhan populasi
5. Konstanta
• Angka tetap: biasanya 100 atau 1000
• K Ukuran Cohort
• Mengukur kejadian terhadap suatu cohort (suatu grup orang yang mengalami kejadian demografi yang sama) yang diamati berdasarkan waktu
• Misalnya birth cohort orang2 yang lahir pada periode/ tahun yang sama
6. Ukuran Waktu
• Period Measure
• Yang mengukur kejadian2 yang muncul pada suatu populasi selama 1 periode waktu
• Memotret populasi yang terkena
• Misal: death rate (angka kematian) dari penduduk Kecamatan Cibeureum tahun 2010 adalah 7 per 1000
7. Umur Median
• Umur median adalah umur tepat ditengah- tengah, setengah populasi lebih tua, setengahnya lagi lebih muda
• Umur median penduduk Costa Rica tahun 1995= 23 tahun
• Umur median penduduk Jordania thn 1995 = 18 tahun
• Umur median penduduk Swedia thn 1995 = 38 tahun
8. Rasio Jenis Kelamin
• Rasio penduduk laki-laki thd perempuan
• Biasanya dinyatakan dalam jumlah laki- laki per 100 penduduk perempuan
• Rasio jenis kelamin pada saat lahir di banyak negara adalah 105 atau 106 laki- laki per 100 perempuan.
Adapun sumber data kelahiran:
a. Statistika kelahiran dapat di peroleh dari hasil pengelolahan registrasi kelahiran, sensus penduduk dan survey. Registrasi kelahiran hanya memberikan statistik kelahiran, ciri-ciri kelahiran, dan ciri-ciri orang tua bayi yang bersangkutan.
b. Sensus penduduk, menyediakan data tentang komposisi umur penduduk, data tentang kelahiran fertilitas,data fertilitas yang berhubungan dengan ciri-ciri penduduk.
c. Sampel survey, pada bagian semua data dapat di peroleh tentang penduduk (data yang lebih khusus yang tidak dapat dari dua cara pengumpulan data di atas.
Pendekatan dalam Pengukuran Fertilitas
Terdapat dua macam pendekatan dalam pengukuran fertilitas antara lain :
Mencerminkan fertilitas dari suatu kelompok penduduk/berbagai kelompok penduduk untuk jangka waktu satu tahun Yearly Performance terdiri dari:
a. Angka Kelahiran Kasar atau Crude Birth Ratio (CBR)
Angka Kelahiran Kasar dapat diartikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. Atau dengan rumus dapat ditulis sebagai berikut:
Dimana:
Keterangan :
CBR : Crude Birth Rate atau Angka Kelahiran Kasar
Pm : Penduduk pertengahan tahun
K : Bilangan konstan yang biasanya 1.000
B: Jumlah kelahiran pada tahun tertentu
Kebaikan dari perhitungan CBR ini adalah perhitungan ini sederhana, karena hanya memerlukan keterangan tentang jumlah anak yang dilahirkan dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.Sedangkan kelemahan dari perhitungan CBR ini adalah tidak memisahkan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan yang masih kanak-kanak dan yang berumur 50 tahun keatas.Jadi angka yang dihasilkan sangat kasar.
b. Angka Kelahiran Umum atau General Fertility Rate (GFR)
Angka Kelahiran Umum adalah banyaknya kelahiran tiap seribu wanita yang berumur 15-49 tahun atau 15-44 tahun. Dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut:
Dimana:
GFR : Tingkat Fertilitas Umum
B : Jumlah kelahiran
Pf (15-49) : Jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada pertengahan Tahun.
Kebaikan dari perhitungan GFR ini adalah perhitungan ini lebih cermat daripada CBR karena hanya memasukkan wanita yang berumur 15-49 tahun atau sebagai penduduk yang exposed to risk. Kelemahan dari perhitungan GFR ini adalah tidak membedakan risiko melahirkan dari berbagai kelompok umur, sehingga wanita yang berumur 40 tahun dianggap mempunyai risiko melahirkan yang sama besarnya dengan wanita yang berumur 25 tahun.
c. Angka Kelahiran menurut Kelompok Umur atau Age Specific Fertility Rate (ASFR)
Terdapat variasi mengenai besar kecilnya kelahiran antar kelompok penduduk tertentu, karena tingkat fertilitas penduduk ini dapat pula dibedakan menurut: jenis kelamin, umur, status perkawinan, atau kelompok-kelompok penduduk yang lain. Diantara kelompok perempuan usia reproduksi (15-49) terdapat variasi kemampuan melahirkan, karena itu perlu dihitung tingkat fertilitas perempuan pada tiap-tiap kelompok umur Age Specific Fertility Rate (ASFR). Sehingga, ASFR dapat diartikan sebagai banyaknya kelahiran tiap seribu wanita pada kelompok umur tertentu, dengan rumus sebagai berikut:
Dimana
ASFR :Age Specific Fertility Rate
Bi : Jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i
Pfi : Jumlah perempuan kelompok umur i pada pertengahan tahun k : Angka konstanta 1.000
Kebaikan dari perhitungan ASFR ini adalah perhitungan ini lebih cermat dari GFR Karena sudah membagi penduduk yang exposed to risk ke dalam berbagai kelompok umur. Dengan ASFR dimungkinkan pembuatan analisis perbedaan fertilitas (current fertility) menurut berbagai karakteristik wanita.Dengan ASFR dimungkinkan dilakukannya studi fertilitas menurut Kohor.ASFR ini merupakan dasar untuk perhitungan ukuran fertilitas dan reproduksi selanjutnya (TFR, GRR, dan NRR).
Kelemahan dari perhitungan ASFR ini adalah membutuhkan data yang terinci yaitu banyaknya kelahiran untuk kelompok umur.Sedangkan data tersebut belum tentu ada di tiap negara/daerah, terutama di negara yang sedang berkembang.Jadi pada kenyataannya sukar sekali mendapat ukuran ASFR.Kemudian pada perhitungan ini tidak menunjukkan ukuran fertilitas untuk keseluruhan wanita umur 15-49 tahun.
d. Angka Kelahiran Total atau Total Fertility Rate (TFR)
Tingkat Fertilitas Total didefenisikan sebagai jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan tiap 1.000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan:
1. Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya
2. Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu tertentu.
Tingkat Fertilitas Total menggambarkan riwayat fertilitas dari sejumlah perempuan hipotesis selama masa reproduksinya. Dalam praktek Tingkat Fertilitas Total dikerjakan dengan menjumlahkan tingkat fertilitas perempuan menurut umur, apabila umur tersebut berjenjang lima tahunan, dengan asumsi bahwa tingkat fertilitas menurut umur tunggal sama dengan rata-rata tingkat fertilitas kelompok umur lima tahunan. Kebaikan dari perhitungan TFR ini adalah TFR merupakan ukuran untuk seluruh wanita usia 15-49 tahun, yang dihitung berdasarkan angka kelahiran menurut kelompok umur (Hatmadji, 2004:63).
Reproductive History (cummulative fertility)
a. Children Ever Born (CEB) atau jumlah anak yang pernah dilahirkan
CEB mencerminkan banyaknya kelahiran sekelompok atau beberapa wanita selama reproduksinya; dan disebut juga paritas.Kebaikan dari perhitungan CEB ini adalah mudah didapatkan informasinya (di sensus dan survey) dan tidak ada referensi waktu.
Kemudian kelemahan dari perhitungan ini adalah angka paritas menurut kelompok umur akan mengalami kesalahan karena kesalahan pelaporan umur penduduk, terutama di negara sedang berkembang.Kemudian ada kecenderungan semakin tua semakin besar kemungkinannya melupakan jumlah anak yang dilahirkan. Dan kelemahannya fertilitas wanita yang telah meninggal dianggap sama dengan yang masih hidup.
b. Child Woman Ratio (CWR)
CWR adalah hubungan dalam bentuk ratio antara jumlah anak di bawah 5 tahun dan jumlah penduduk wanita usia reproduksi. Kebaikan dari perhitungan CWR ini adalah untuk mendapatkan data yang diperlukan tidak usah membuat pertanyaan khusus dan berguna untuk indikasi fertilitas di daerah kecil sebab di Negara yang registrasinya cukup baik pun, statistik kelahiran tidak ditabulasikan untuk daerah yang kecil-kecil.
Kelemahan dari CWR ada tiga, pertama langsung dipengaruhi oleh kekurangan pelaporan tentang anak, yang sering terjadi di Negara sedang berkembang. Walaupun kekurangan pelaporan juga terjadi di kelompok ibunya namun secara relatif kekurangan pelaporan pada anak-anak jauh lebih besar.Kedua, dipengaruhi oleh tingkat mortalitas, dimana tingkat mortalitas anak, khususnya di bawah satu tahun juga lebih besar dari orang tua, sehingga CWR selalu lebih kecil daripada tingkat fertilitas yang seharusnya. Ketiga, tidak memperhitungkan distribusi umur dari penduduk wanita.
Dimana hal inilah yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel lainnya seperti PDRB perkapita, Angka Harapan Hidup, Indeks Tingkat Pendidikan, Wanita berumur 15- 49 tahun yang menggunakan Alat Kontrasepsi dan Tingkat Urbanisasi dapat mempengaruhi tingkat fertilitas di Indonesia. (Hatmadji, 2004:64).
0 comments:
Posting Komentar