KEHIDUPAN MAO TSE TUNG
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata “sosialisme” berasal dari kata “socious” yang artinya masyarakat. Istilah “sosoialisme” baru pertama kali dipakai pada tahun 1827 dalam suatu majalah perkoperasian. Istilah ini merujuk pada orang-orang seperti Robert Owen (1771-1858) yang ingin meringankan kesengsaraan pekerja pabrik (Leo Agung, 2013: 114-115).
Kehidupan Singkat Mao Tse Tung
Mao Tse Tung dilahirkan di kampung Shaoshan di Propinsi Hunan di China pada tanggal 26 Desember 1893 dan meninggal di Beijing pada tanggal 9 September 1976 pada usia 82 Tahun. Ia lahir di sebuah keluarga petani miskin, sejak kecil harus bekerja keras dan hidup prihatin.
Meskipun dikemudian hari keadaan ekonomi keluarganya meningkat, tetapi hidupnya bersahaja karena kesengsaraan pada masa kecil itu banyak mempengaruhi kehidupannya. Tetapi pada usia 13 tahun, ayahnya menyuruh untuk berhenti bersekolah agar bekerja di ladang-ladang.
Mao Tse Tung memberontak terhadap keinginan orang tuanya dan bertekat ingin menyelesaikan pendidikannya, sehingga ia berusaha kabur dari rumah untuk melanjutkan pendidikan di tempat lain. Pada tahun 1905, ia mengikuti ujian negara yang pada saat itu menghapus paham-paham konfusianisme lama, diganti dengan pendidikan gaya barat. (Azhar R.W dalam Mulyadi : 2016)
Mao Tse Tung Sebagai Tokoh Revolusioner
Sesuai dengan ilustrasi di atas bahwa sosialisme muncul untuk memberontak adanya paham dari barat, karena pada dasarnya paham barat memunculkan terjadinya adanya kelas sosial. Dalam sejarah China, mereka mendominasi bekerja sebagai petani yang pastinya berada di kelas bawah. Sehingga muncul tokoh revolusioner China, yaitu Mao Tse Tung.
Beliau adalah tokoh yang nantinya akan menanamkan paham sosialisme khususnya sosialisme-komunis. Mao terlahir dari orang tua yang pekerjaanya sebagai petani yang miskin sehingga dari kecil Mao dilatih untuk selalu bekerja keras dan tidak pantang menyerah.
Di hal pendidikan Mao pernah duduk di bangku Sekolah Dasar. Dalam pendidikan China, pada masa kekaisaran sangat terkenal dengan ajaran Klasik Konfusiusisme. Seperti halnya Mao yang juga mendapatkan ajaran konfusius tersebut.
Mao Tse Tung Terlibat Dalam Revolusi Xin Hai
Pada tahun 1911, Mao Tse Tung terlibat dalam revolusi Xinhai yaitu revolusi melawan dinasti Qing yang berakibat pada runtuhnya kekaisaran Tiongkok yang sudah berkuasa lebih dari 2.000 tahun sejak tahun 221 SM. Pada tahun 1912, republik Tiongkok diproklamasikan oleh Sun Yat-Sen, dengan demikian Tiongkok secara resmi pemerintahannya berbentuk Republik.
Mao Tse Tung terus melanjutkan sekolahnya mempelajari banyak hal antara lain budaya barat, pada tahun 1918, ia lulus dan melanjutkan kuliah di Universitas Beijing, disinilah ia berjumpa dengan para haluan marxis. (Ashar R.W dalam Mulyadi : 2016) Selaku masih muda Mao sangat aktif dalam kegiatan politik, terlihat pada usia 18 tahun beliau sudah ikut serta dalam melengserkan kekaisaran Tiongkok.
Selanjutnya pada tahun 25 sekitar tahun 1918 beliau melanjutkan kuliahnya di Universitas Beijing, dan dari sinilah beliau berjumpa dengan paham sosialisme, marxisme yang berhaluan kiri dalam pandangan politiknya, sehingga pada tahun 1920 Mao Tseng Tung benar-benar menjadi Marxisme tulen, yang pada nantinya Mao akan mengadopsi paham ini dengan paham sosialisme yang disesuaikan dengan rakyat China (bangsa Asia).
Selain itu Mao Tse Tung sangat aktif dengan kegiatan politik, Mao juga termasuk salah satu dari beberapa tokoh yang mendirikan PKC (Partai Komunis China). Yang nantinya partai ini akan menjadi cikal bakal negara China untuk menjadi sebuah negara Republik Rakyat China (RRC) yang mengalahkan Partai Nasionalisme China (PNC) yang dipimpin oleh Chiang-Kai Shek.
0 comments:
Posting Komentar