Definisi Manajemen Kinerja
Manajemen merupakan ilmu sekaligus seni dalam mengatur sebuah proses pemanfaatan sumber daya manusia dan beberapa sumber daya lain secara efektif da efesien sesuai kemampuannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan, 2010). Maka dapat diartikan bahwa manajemen merupakan suatu proses yang sangat dibutuhkan dalam dunia perusahan, karena dalam proses manajemen terdapat langkah-langkah atau tahapan dalam mencapai tujuan perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien. Manajemen terbagi menjadi beberapa topik diantaranya yaitu manajemen kinerja.
Kinerja adalah tingkat pencapaian atau keberhasilan yang dicapai oleh individu atau organisasi yang melakukan pekerjaan selama periode waktu tertentu. Kinerja juga dapat diartikan sebagai kinerja yang dicapai dengan memberikan layanan kepada masyarakat selama periode waktu tertentu. Peningkatan kinerja tidak dapat dicapai tanpa pengelolaan atau pengelolaan yang tepat yang dapat mendukung upaya kelembagaan untuk meningkatkan kinerja. Pangastuti (2008:28) menyatakan bahwa “upaya manajemen kinerja ditujukan untuk mendorong kinerja untuk mencapai tingkat tertinggi organisasi”. Selain itu, (Proper dan Wilson, 2003) menyatakan bahwa manajemen kinerja dapat meningkatkan kinerja seluruh perusahaan . Manajemen berorientasi kinerja adalah proses perencanaan, pengukuran, penilaian, dan penilaian kinerja.
Pendekatan teori manajemen kinerja
Menurut Armstrong (2012), manajemen kinerja terintegrasi secara strategis untuk menciptakan kesuksesan berkelanjutan bagi suatu organisasi dengan meningkatkan kinerja mereka yang bekerja di organisasi dan mengembangkan keterampilan tim dan kontributor individu. Menurut Udekusuma, manajemen kinerja kini merupakan proses manajemen yang bertujuan untuk menghubungkan tujuan organisasi dan pribadi sehingga tujuan baik pribadi maupun perusahaan dapat tercapai. Dalam hal ini, karyawan tidak hanya mencapai tujuan pribadinya, tetapi juga berperan dalam mencapai tujuan perusahaan, memotivasi dan memotivasi mereka.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa manajemen kinerja merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perencanaan kinerja, pemantauan atau peninjauan kinerja, evaluasi kinerja, dan tindak lanjut berupa kompensasi dan penalti. Rangkaian kegiatan ini harus dilakukan secara berkelanjutan. A. Tahap Performance Management Performance Management (MC) adalah kegiatan yang memastikan tercapainya tujuan bisnis secara konsisten secara efektif dan efisien.
Manajemen kinerja dapat berfokus pada kinerja organisasi, departemen, karyawan, serta proses penciptaan produk dan layanan, dan bahkan area lainnya. Tingkatan Manajemen Kinerja Menurut Williams (1998), ada empat tingkat utama penerapan manajemen kinerja. Fase-fase ini merupakan siklus manajemen kinerja yang saling terkait dan saling mendukung.
1) Tahap pertama: directing/planning
Tahap pertama merupakan tahap identifikasi perilaku kerja dan dasar atau basis pengukuran kinerja. Kemudian dilakukan pengarahan konkret terhadap perilaku kerja dan perencanaan terhadap target yang akan dicapai, kapan dicapai, dan bantuan yang akan dibutuhkan. Indikatorindikator target juga didefinisikan di tahap ini. Menurut Khera, penentuan target/goal akan efektif bila mengadopsi SMART, dimana SMART merupakan singkatan dari Spesific, Measureable, Achievable, Realistic, dan Timebound.
Sebuah target harus jelas apa yang akan dicapai dan bagaimana mencapainya (spesific), terukur keberhasilannya (measureable) dan orang lain dapat memahami atau melihat keberhasilannya. Target harus memungkinkan untuk dicapai, tidak terlalu rendah atau berlebihan (achievable), masuk akal dan sesuai kondisi atau realita (realistic), serta jelas sasaran waktunya (timebound).
2) Tahap kedua: managing/supporting
Tahap kedua merupakan penerapan monitoring pada proses organisasi. Tahap ini berfokus pada manage, dukungan, dan pengendalian terhadap jalannya proses agar tetap berada pada jalurnya. Jalur yang dimaksudkan disini adalah kriteria maupun proses kerja yang sesuai dengan prosedur berlaku dalam suatu organisasi.
3) Tahap ketiga: review/appraising
Tahap ketiga mencakup langkah evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan flashback/review kinerja yang telah dilaksanakan. Setelah itu, kinerja dinilai atau diukur (appraising). Tahap ini memerlukan dokumentasi atau record data yang berkaitan dengan obyek yang dievaluasi. Evaluator harus bersifat byektif dan netral agar didapat hasil evaluasi yang valid
4) Tahap keempat: developing/rewarding
Tahap keempat berfokus pada pengembagan dan penghargaan. Hasil evaluasi menjadi pedoman penentu keputusan terhadap action yang dilakukan selanjutya. Keputusan dapat berupa langkah perbaikan, pemberian reward/punishment, melajutkan suatu kegiatan atau prsedur yang telah ada, dan penetapan anggaran
0 comments:
Posting Komentar