Data produksi bahan pokok di Indonesia tahun 2014-2015
A. Beras
Produksi padi tahun 2014 sebanyak 70.85 juta ton gabah kering giling(GKG) atau mengalami penurunan sebesar 0,43 juta ton(0,61 persen) dibandingkan tahun 2013. Produksi padi pada tahun 2015 diperkirakan sebanyak 75.55 juta ton GKG atau mengalami kenaikan sebanyak 5.70 juta ton (6.64 persen).
Kenaikan produksi pada tahun 2015 diperkirakan terjadi di pulau Jawa sebanyak 1.83 juta ton dan di luar pulau Jawa sebanyak 2.88 juta ton. Kenaikan produksi tersebut diperkirakan terjadi karena kenaikan luas panen seluas 0.51 juta hektar (3.71 persen) dan kenaikan produktivitas sebesar 1.45 kuintal/hektar (2.82 persen)
Menurut Survei Sosial Ekonomi yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi beras Indonesia pada tahun 2015 mencapai 98 kg/kapita/tahun. Jumlah ini meningkat dibandingkan konsumsi beras Indonesia pada tahun 2014 yang hanya mencapai 97.2 kg/kapita/tahun.
Konsumsi per kapita ini dinilai berdasarkan aneka masakan yang mengandung beras mencakup konsumsi beras dalam bentuk nasi, beras ketan, tepung beras, dan konsumsi padi-padian lainnya. Selain itu, kelompok bahan makanan mengandung beras lain yang ikut diperhitungkan adalah bihun, bubur bayi kemasan, kue basah, nasi rames, nasi goreng, nasi putih, dan lontong sayur.
Sementara Indonesia melakukan impor beras pada tahun 2015 mencapai 900 juta kg. Memang bila dibandingkan dengan tahun 2014, impor beras ini meningkat 10.3%. Pada tahun 2014, impor beras tahun 2014 mencapai 844.1 juta ton.
Alasan kenapa Indonesia imper beras adalah untuk benih dan kebutuhan restoran asing seperti restoran Jepang, Thailand, Vietnam, dan India. Selain untuk konsumsi masyarakat yang menderita penyakit tertentu seperti diabetes, ada juga beras dengan patahan tinggi untuk bahan baku pembuatan tepung yang digunakan oleh industri makanan.
Indonesia juga melakukan ekspor berupa beras organik dan beras ketan. Pada tahun 2015 ekspor beras Indonesia mencapai 978.9 ribu ton. Jumlah ini lebih tinggi daripada ekspor beras Indonesia pada tahun 2014 yang hanya mencapai 516 ribu ton. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan beras organik dan beras ketan cukup tinggi. Sehingga perluasan ke produksi beras ekspor sangat terbuka.
B. Jagung
Produksi jagung di Indonesia pada tahun 2014 sebanyak 19,01 juta ton pipilan kering atau meningkat sebanyak 0,50 juta ton (2,68 persen) dibandingkan tahun 2013. Produksi jagung pada tahun 2015 diperkirakan sebanyak 20,67 juta ton pipilan kering atau mengalami kenaikan sebanyak 1,66 juta ton (8,72 persen). Peningkatan produksi diperkirakan terjadi karena kenaikan luas panen seluas 160,48 ribu hektar(4,18 persen) dan kenaikan produktivitas sebesar 2,16 kuintal/hektar(4,36 persen).
Konsumsi jagung rumah tangga dari tahun 2013-2014 mengalami peningkatan sebesar 5,71% atau konsumsi perkapita menjadi sebesar 1,553 kg/kapita/tahun. Konsumsi jagung disini adalah konsumsi jagung basah berkulit dan jagung pipilan kering.
Konsumsi Nasional rumah tangga pada tahun 2014 sebesar 391 ribu ton. Total konsumsi ini meningkat sebesar 7,63% dari tahun sebelumnya yang mencapai 365 ribu ton. Peningkatan ini terjadi akibat peningkatan konsumsi jagung basah berkulit sebagai substitusi bahan pangan pokok. Disamping itu juga karena peningkatan penggunaan pipilan jagung kering untuk industry rumah tangga.
Sementara jagung yang digunakan sebagai industry pakan ternak pada tahun 2014 mencapai 4,46 juta ton. Jumlah ini bila dibandingkan dengan pada tahun 2013 telah mengalami penurunan. Pada tahun 2013, kebutuhan pakan mencapai 4,50 juta ton.
Hal ini terjadi karena harga jagung impor menjdi semaik mahal, sehingga penggunaan jagung lokal sebagai bahan baku industry semakin meningkat. Sedangkan pada tahun 2015, konsumsi jagung mencapai 13,1 juta ton. Jumlah tersebut terbagi menjadi dua, yaitu untuk industry pakan sebesar 8,3 juta ton dan untuk pangan atau konsumsi sebesar 4,1 juta ton.
Sementara itu, Indonesia melakukan impor dan ekspor jagung. Untuk menambah defisa Negara. Pada tahun 2014, volume impor jagung hampir sama seperti tahun 2013 yang mencapai 3,17 juta ton. Sedangkan impor tahun 2013 mencapai 3,19 juta ton. Sedangkan pada tahun 2015, impor jagung mencapai 2,38 juta ton. Penurunan impor pada tahun 2015 ini akibat dari meningkatnya produksi jagung lokal.
C. Kedelai
Produksi kedelai tahun 2014 sebanyak 955,00 ribu ton biji kering atau meningkat sebanyak 175,01 ribu ton(22,44 persen) dibandingkan tahun 2013 Produksi kedelai tahun 2015 diperkirakan sebanyak 998,87 ribu ton biji kering atau meningkat sebanyak 43,87 ribu ton(4,58 persen) dibandingkann tahun 2014. Peningkatan produksi kedelai diperkirakan terjadi karena kenaikan luas panen seluas 24,67ribu hektar(4,01 persen) dan peningkatan produktivitas sebesar 0,09 kuintal/hektar(0,58 persen).
D. Daging
Produksi daging pada tahun 2014 sebesar 497,6 ribu ton. Jumlah ini mengalami penurunan sedikit daripada pada tahun 2013 yang mencapai 504,8 ribu ton. Namun produksi daging pada tahun 2015 sekitar 506,6 ribu ton. Angka itu naik dibandingkan target pada 2014. Kenaikan ini terjadi akibat dari kelembagaan peternakan dengan pola pemeliharaan sapi koloni berskala ekonomi di sentral-sentral produksi meningkat serta terjadinya perbaikan mutu pakan yang berkualitas. (www.bps.go.id)
E. Minyak goreng
Menurut status pengusaha, produksi minyak goreng pada tahun 2014 sebesar 29,27 juta ton. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2013. Sementara, pada tahun 2015, produksi minyak goreng mengalami peningakatan sebesar 31,28 juta ton. Faktor yang menyebabkan peningkatan ini adalah adanya dukungan pemerintah yang berusaha menyanangkan program biodiesel, Diperluasnya daerah perkebunan kelapa sawit, serta peningkatan permintaan minyak kelapa sawit yang meningkat.
0 comments:
Posting Komentar