Sumber data adalah sebuah data statistik yang dikeluarkan oleh instansi resmi, pemerintahan dan juga badan swasta ataupun perorangan. Data ini bisa berupa berbagai macam bentuk, grafik, angka tambel dan berbagai macam data statistik lainnya.
Data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh periset untuk menjawab maalah risetnya secara khusus. Data ini tidak tersedia, sebab sebelumnya belum pernah ada riset sejenis atau hasil riset sejenis sudah kadaluarsa.
Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung. Data primer juga merupakan alternative lain dari data sekunder. Kata primer (primary)merupakan lawan kata sekunder yang berartiasli, utama, atau langsung dari sumbernya. Definisi data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh periset untuk menjawab maalah risetnya secara khusus. Data ini tidak tersedia, sebab sebelumnya belum pernah ada riset sejenis atau hasil riset sejenis sudah kadaluarsa. Jadi, periset perlu melakukan pengumpulan atau pendapat karyawan sehingga periset menjadi “tangan pertama” yang memperoleh data tersebut.
Karena periset melakukan sendiri pengumpulan datanya, dalam hal ini dibutuhkan komitmen lebih besar dibandingkan peroleh data sekunder. Riset yang mengamdalkan data primer relative membutuhkan waktu, sumber daya, dan biaya lebih besar (seperti biaya perjalanan), biaya bahan atau peralatan berupa kertas kerja, insentif untuk tenaga pengumpul data, dan biaya lain. Namun, data primer memiliki kredibilitas relatif tinggi, sebab periset mampu mengontrol data yang akan digunakan dalam risetnya. Berdasarkan sifatnya, data primer bisa dikategorikan menjadi dua macam, yaitu data kualitatif dan kuantitatif.
1. Data kualitatif
Data kualitatif bersifat tidak terstruktur sehigga variasi data dari sumbernya mungkin sangat beragam. Penyebabnya adalah para partisipan atau karyawan yang terlibat dalam riset diberi kebebasan mengutarakan pendapat. Berbagai data ini (seperti pendapat, kata-kata, atau kalimat yang di ungkapkan para karywan selama ditanyai periset) meghasilkan ide atau pandangan karyawan yang mendalam terhadap suatu topic riset. Tentu saja, meskipun data yang diberikan oleh sumber sangat beragam, data ini tetap harus di control agar tetap sesuai dengan masalah yang diteliti. Kebebasan berpartisipasi dalam menyampaikan pendapat membuat periset mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap masalah yang sedang diteliti. Dengan demikian, data kualitatf cenderung sesuai digunakan dalam riset eksploratori.
2. Data kuantitatif
Bertolak belakang dengan data kualitatif, data kuantitatif bersifat terstruktur. Ragam data yang diperoleh dari sumbernya cenderung berpola lebih terstruktur, sehingga mudah dibaca periset. Kondisi ini dimungkinkan sebab, dalam mengumpulkan data, periset menggunakan alat yangterstruktur, misalnya alternative jawaban terhadap pertanyaan yang disampaikan kepada responden. Alhasil responden sekadar memilih jawaban yang sesuai pendapatanya. Karena pilihan jawaban sudah ditentukan, misalnya “Ya” atau “Tidak”. Data yang terkumpul berkisar pada kedua alternatif tersebut. Selanjutnya, periset berusaha mengubah data atau jawaban para responden menjadi satuan kuantatif atau angka, misalnya “Ya”=1 dan “Tidak”=2. Data ini bisa dikaitkan dengan angka oleh karena itu dinamakan data kuantitatif.
3. Perbedaan data kualitatif dan kuantitatif
Penyebab utama perbedaan data kualitatif dan kuantitatif terletak pada perbedaan alat yang digunakan untuk mengumpulkan kedua data tersebut. Data kualitatif dikumpulkan melalui alat atau pertanyaan tidak terstruktur. Sebagai contoh: suatu riset ingin mengetahui apakah karyawan puas terhadap gaji perbulan yang diterima dari perusahaan tempatnya bekerja. Jika ingin mengumpulkan data kualitatif pertanyaan yang di ajukan kepada karyawan itu bisa berbentuk: “bagaimana tanggpan anda terhadap gaji yang anda terima setiap bulan dari perusahaan ini?”
Dengan topic yang sama jika ingin memperoleh data kuantitatif, alat atau pertanyaan yang digunakan harus bersifat terstruktur, misalnya: “apakah anda puas dengan gaji yang anda terima setiap bulan dari perusahaan ini?”, dilengkapi alternative jawaban: “Ya” dan “Tidak”.
Data kualitatif cenderung menggunakan bahasa bebas, sehingga memberi pemahaman yang mendalam tentang topic gaji yang diteliti. Kita bisa mengetahui alasan yang melandasi karyawan puas akan gajinya, yaitu karena merasa kesulitan mencari pekerjaan, bisa untuk menghidupi keluarga, atau mampu menyekolahkan anak sampai kejenjang sarjana. Sebaiknya, kita juga bisa mengetahui alasan karyawan yang tidak puas akan gajinya, yaitu karena biaya hidup mahal, tidak mampu membeli rumah, biaya obat tidak terjangkau melalui data kualitatif ini kita juga mempeoleh pemahaman tentang tindakan karyawan untuk mengatasi gaji yang tidak mencukupi, yaitu dengan berhemat, istri bekerja, berutang ke tetangga, mencari pekerjaan dengan gaji lebih besar, atau nyambi kerja di hari Minggu.
Sebaliknya data kuantitatif yang diperoleh data berupa Tidak, Ya, Tidak,Tidak, Ya, Ya, Tidak, Tidak, dan Tidak. Variasi datanya terstruktur antara “Ya” dan “Tidak” saja. Karena ada perbedaan struktur data kualitatif dan kuantitatif ini, proses mengubah data asli menjadi angka lebih dimungkinkan untuk data kuantitatif.
Perbedaan data kuantitatif dan kualitatif juga tercermin dari hasil data yang terkumpul. Data kuantitatif berpola lebih terstruktur. Karena hanya memilih kata “Ya” atau “Tidak” lebih mudah untuk menemukan jawabannya. Proses generalisasi ini mudah dilakukan untuk data kuantitatif, namun ada kekurangannya, yaitu sulit mengetahui alasan kepuasan atau ketidakpuasan karyawan atas gaji mereka. Sebaliknya, dalam data kualitatif proses generalisasi relative sulit dilakukan. Namun, seperti telah disinggung sebelumnya, data kualitatif punya kelebihan yaitu kemampuannya memberikan pandangan atau memerkaya ide yang mungkin tidak dipirkan oleh periset sebelumnya.
0 comments:
Posting Komentar