Aplikasi Pengolahan Bahan Organik Pada Perkebunan Kelapa Sawit
Kelapa sawit terbukti merupakan salah satu penopang utama perekonomian Indonesia. Perkebunan kelapa sawit seluas 16,4 juta ha, penggunan utama ekspor Indonesia adalah China, India, Pakistan, dan Bangladesh. Kelapa sawit menghabiskann 60 juta ha dibandingkan dengan produksi soya. Kelapa sawit juga mempunya daya saing yang lebih tinggi, harganya lebih murah, minyaknya lebih bagus, dan merupakan tanaman tahunan. Produksi minyaknya sebesar 5 ton minyak/tahun/ha lebih banyak dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.
Kelapa sawit food feed fiber, merupakan makanan/minuman (minyak makan dan nutritive elements). Bahan organik sangat penting karena merubah sifat kimia, fisik, dan biologi, penambahan bahan orgnaik tanah dapat penyediaan air untuk tanaman dan meningkatkan pertumbuhan akar. Input bahan organik di kebun kelapa sawit sebesar 18,1 ton/ha. Kehilangan bahan organik tanah karena proses dekomposisi (alam bentuk emisi CO2), mineralisasi dan erosi bahan organik (termasuk dissolved organik carbon, DOC).
Aplikasi bahan organik, jika tanah dengan unsur C nya menurun harus ditambahkan terus bahan organik agar tanah lebih sehat (seperti pada tanah hapluhumod). Asumsi kondisi dalam perhitungan, kada air biomassa (60%), kandungan C (48%), BJ tanah sebesar 1,2, bahan organik tersebar merata dalam luasan 1 ha dan kedalaman 10 cm, produksinya 25 tbs/ha/th.
Jika tankos 5 ton/ha/th dengan kadar air 60% akan mendapat tambahan karbon 0,08%. Dan jika pelepahh 13 ton/ha/th akan mendapatkan tambahan karbon dalam tanah sebesar 0,21%. Dan jka penambahan akar sebesar 4,2 ton/ha/th akan mendapat penambahan karbon dalam tanah sebesar 0,07%. Setiap kali panen buah kelapa sawit, pelepahnya diturunkan ke tanah karena akan membuat pertumbuhan akar yang sangat kuat. Lalu, batang kelapa sawit juga dapat menambahkan bahan organik di atas tanah.
Mucuna bracteata sangat bagus untuk input carbon (dan N) melalu aplikasi LCC, tanaman ini sangat mudah tumbuh pada tanah yang minim. Jika menumpukan tankos diatas tanah perlu diperhatikan, karena dapat mengundang orites untuk berkembang biak disana. Kelebihan input karbn dari tankos adalah kandungan karbonnya bagus (sebesar 48%) dan tersedia dalam jumlah banyak (di PKS), unsur N, P, K Mg, Mikro untuk substitusi pupuk.
Jika ada 30 ton TKS/tahun akan menghasilkan pupuk sebesar 9,40 kg per pohon. Tanah dengan C organik kurang dari 2% dapat ditambahkankan dari pertambahan tankos 0,08% lalu pelepah 0,21% dan akar 0,07% maka akan mendapatkan tambahan karbon 0,36% dan tanah akan menjadi tanah yang lebih sehat, bahkan pada tanah spodosol sekalipun.
Pengelolaan Bahan Organik Pada Perkebunan Kopi Dan Kakao Untuk Mencegah Degradasi Lahan
A. Pengelolaan Bahan Organik
Berdasarkan tumbuhnya, kopi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut
1. Arabika (>1000 m dpl)
Mempunyai cita rasa yang khas dan sangat baik. Kelembaban menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kopi arabika
2. Robusta (>1000m dpl)
Idealnya tumbu pada ketinggian 300-500.
3. Liberiika
Tumbuh pada pesisir pantai atau lahan gambut. Dibandingkan kopi yang lain performa liberika dan keragaman tanam yang lebihbesar dengan akar yang lebih kuat mencengkram.
Kakao mempunyai tempat tumbuh yang hampir sama dengan kopi robusta. Dari segi produksi kopi robusta lebh dominan daripada kopi arabika. Dari segi luas areal produksi untuk kopi dan kakao, kopi sebanyak 50% berada di bagian Sumatra sedangkan kakao sebanyak 60% berada di bagian Sulawesi.
Peran bahan organik terhadap sifat fisika, kimia dan biologi tanah pada lahan kakao dan kopi, yaitu sebagai berikut:
1. Mampu menekan stress pada tanaman kakao
2. Meningkatkan kandungan C organic dan nitrogen total
3. Mengoptimalkan serapan hara
4. Meningkatkan hasil produksi
5. Membuat tanah menjadi lembab serta subur
Sumber Bahan Organik pada kopi
• Pemangkasan tanaman (PLP)
• Limbah organic, yaitu kulit buah dan kulit tanduk
• Produksi kulit buah yang mencapai 40%-50% dari bobot buah kopi.
• Seresah dalam bentuk dedaunan kering
Sumber Bahan Organik pada tanaman kakao
• Pemangkasan tanaman (PLP)
• Limbah organic, yaitu kulit buah dan bij kering
• Seresah dalam bentuk dedaunan kering, berat pertahunnya mencapai 2-5kg/tahun
Sumber bahan organic juga bida didapatkan dari tanaman penaung sebagai penyangga iklim, menekan pertumbuhan gulma, penahan erosi dan pematah angina serta daunnya dapat digunakan sebagai pakan ternak.Contoh tanaman penaung, adalah lamtoro, kelapa dan juga pisang. Sumber bahan organic lain juga bisa didapatkan melalui kotoran ternak. Aplikasi Bo dapat dilakukan pada musim hujan dengan tujuan agar saat memasuki musim kemarau bahan organic sudah dapat berfungsi dengan baik
B. Degradasi Tanah
Penyebab dari degradasi tanah berhubungan dengan topografinya, seperti erosi. Penurunan bahan organic tanah juga dapa menyebabkan terjadinya erosi. Penurunan bahan orgganik tanah berhubungan dengan perubahan iklim. Terakhir yang dapat menyebabkan degradasi tanah adalah kehilangan hara dari daerah perakaran karena pencucian akibat faktor hujan.
Pengendalian degradasi tanah pada perkebunan kopi dan kakao dapat dilakukan dengan, sebagai berikut:
1. Memperbaiki dan menjaga tanah agar tetap resisten
2. Pengendalian kadar bahan organic tanah
3. Pengendalian kehilagan hara
0 comments:
Posting Komentar