Lembar Kerja Mahasiswa: Praktikum MK Dasar Ilmu Tanah, Cacing Tanah
1. Bagaimana peran cacing tanah dalam meningkatkan dan mempertahankan pori makro tanah?
Aktivitas cacing tanah dapat mengubah struktur tanah , aliran air tanah, dinamika hara dan pertumbuhan tanaman. Menurut Simatupang (2015) keberadaan cacing tanah tidak penting bagi system tanah tetapi lebih merupakan “bioindikator” dari tanah sehat seingga cacing tanah ini mempunyai funsi menguntunkan bagi eosistem, organisme ini melakukan proses pelapukan bahan organic. Dwiastuti (2011) mengungkapkan aktivitas cacing tanah yang hidup didalam tanah berupa aktivitas makan, pembuat cast/ casting dan aktivitas membuat liang.
Cacing tanah memakan sisa tanaman/ seresah setelah terlebih dahulu dilunakkan mikroorganisme dan membentuk miden atau gumuk. Peran cacing tanah sangat bermanfaat terhadap kesuburan tanah yaitu untuk manfaat biologi yang berperan dalam mengubah bahan organic menjadi humus hal ini dilakukan cacing tanah dengan membawa bahan organik kebagian bawah tanah yang mana didalam liang cacing tanah menghancurkan seresah dan mencernanya kemudian mencampurnya dengan tanah dan terbenuklah cast yang mengandung 40% humus.
2. Bagaimana cara meningkatkan populasi cacing anesik, epigesik, dan endogesik? Dan apa pengaruh pengolahan tanah terhadap populasi cacaing tanah?
Banyaknya jumlah cacing yang ada pada tanah tergantung pada faktor kondisi tanah hal ini dinyatakan oleh Santoso dan Wahyudi (2013) bahwa telur pada cacing dapat bertahan dengan baik dengan kondisi yang sulit sekalipun. Gizi yang baik, memadai dan cuaca hangat serta menguntungkan menjadi faktor yang baik untuk berkembang biak cacing. Tak lupa tanah yang mengandung bahan organic yang baik merupakan tempat yang sangat baik untuk perembang biakan cacing. Seperti hasil penelitian oleh Sucipta et al., (2015) yang mana pemberian pupuk organic pada tanah seperti kotoran sapi, limbah sayuran menjadi pendukung meningkatnya populasi cacing pada tanah.
Pengaruh pengolahan tanah menyebabkan perubahan sifat tanah, dengan memanfaatkan gulma pada permukaan yang dijadikan mulsa organic pada lahan dan memperbiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah maka dapat dilakukan pengolahan yang mana dapat meningkatkan populasi dan biomassa pada lahan.
3. Cacing menjadi organisme yang sangat dibutuhkan tanah sehingga kehadirannya mengidentifikasi tanah tersebut sehat. Maka cacing dapat dijadikan sebagai bioindikator tanah yang subur atau sehat?
Keberadaan cacing tanah tidak penting bagi system tanah tetapi merupakan bioindikator dari tanah yang sehat sehingga menjadi menguntungkan bagi ekosistem di tanah. Hal ini menunjukkan peran cacing tanah sebagai mikrofauna sangat penting karena berhubungan dengan siklus hara dan alira energy tanah yanag mana organisme ini telah melakukan proses pelapukan bahan organic (Dwiastuti, 2011)
4. Perhatikan gambar berikut!
Pada dua gambar tersebut, terlihat pada tanah di daerah rerumputan lebih banyak mengandung cacing dibandingkan dengan tanah di daerah pekarangan. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Terlihat pada gambar diatas bahwa cacing lebih banyk populasinya pada lahan yang berumput dari pada lahan yang dijadikan pekaragan. Hal ini disebabkan karena pada lahat rerumputan terdapat beih banyak vegetasi tanaman dari pada lahan pekarangan. Menurut Hanafiah (2014) cacing tanah jaun lebih menyukai vegetasi padang rumput dibandingkan lahan tidak berumput ,karena cacing tanah tidak menyukai kondisi yang jenuh air dan terpapar langsung sinar matahari. Kondisi tanah yang memiliki bahan organik tinggi, dan juga kadar lengas tanah yang tinggi maka semakin tinggi pula populasi cacing Supriyo dkk.,(2010)
5. Perhatikan data dibawah ini, jelaskan hubungan antara komposisi tanah dan aktivitas dari berbagai jenis cacing tanah di bawah ini!
Komposisi
Tanah |
Pergerakan Epigeik
(cm) |
Pergerakan Endogeik
(cm) |
Pergerakan Anesik
(cm) |
50%
Bahan Organik, 25% Liat, 25% Pasir. |
75
cm |
40
cm |
65
cm |
25%
Bahan Organik, 25% Liat, 50% Pasir |
50
cm |
40
cm |
55
cm |
25%
Bahan Organik, 50% Liat, 25% Pasir |
50
cm |
45
cm |
60
cm |
50%
Liat, 50% Pasir |
35
cm |
60
cm |
60
cm |
a. 50% liat, 50% pasir
terlihat pada cacing epigenik lebih berada dipermukaan pergerakannya dari pada cacing endogenik dan anasek hal ini dikarenakan epigenik adalah kelompok cacing yang hidup dipermukaan lapisan organik dan memakan bahan organik itu sendiri.
b. 25% pasir, 25% liat, 50% BO
tampak kelompok cacing epigenik dan anesik dapat tumbuh lebih maksimal karena bahan organik yang berfungsi sebagai sumber makanan berlimpah sebesar 50%. Dan pada kelompok endogenik tumbuh normal karena bahan mineral tercukupi
c. 25% pasir , 50% liat, dan 25% BO
dapat dilihat pergerakan kelompok anesik lebih dalam dibanding epigenik dan endogenik hal ini dikarenakan kelompok anesik memang hidup didalam lapisan dalam tanah yang mana memakan bahan organik yang ada pada lapisan atas. Berbeda dengan kelompok endogenik yang memakan mineral sebagai bahan makanan dan epigenik memakan bahan organik pada lapisan permukaan tanah.
d. 50% pasir, 25% liat, dan 25% BO
pada kelompok cacing epigenik dan endogenik terlihat pergerakannya sekilas sama dan tak jauh berbeda sementara pada kelompok endogenik terlihat sama pertumbuhannya jika dibanding dengan data yang memiliki bahan organik 50% dan pasir serta liat 25%. Hal ini menunjukkan pada kelompok endogenik terlihat normal dan kebutuhan mineralnya tercukupi
0 comments:
Posting Komentar